21
Feb
18

Anak dan Games Online

Bermain dalam dunia internet saat ini sepertinya menjadi masyarakat kekinian. Dunia internet dengan mudah diakses dengan gadget, dan bila ingin merasakan tampilan gambar yang lebih besar dapat menggunakan laptop, personal computer dengan akses wifi yang disediakan. Bahkan untuk lebih murah bisa mengakses di warnet dekat dengan pemukiman yang sering kita temui. Tarif untuk akses ke dalam dunia internet di warnet sangatlah terjangkau, bahkan usaha ini menawarkan tarif yang sangat diluar tarif pada umumnya dengan paket happy hours, akses dua jam mereka akan menambahkan satu jam untuk akses berikutnya hingga para pengakses dunia internet seperti dimanjakan hingga berlama-lama di depan monitor.

Dunia internet menawarkan banyak kenikmatan para pengaksesnya, lebih hebat dari televisi yang seringkali dikhawatirkan para pengamat media. Di kurun tahun 90-an, di Amerika Serikat dunia internet telah mencabut keharmonisan ruang tengah masyarakat Amerika. Di ruang tengah atau biasanya kita sebut ruang keluarga, biasanya masyarakat di sana menonton televisi dan membahas apapun yang mereka hadapi sehari-hari. Tetapi semenjak adanya dunia internet, kehidupan menjadi individualis, menciptakan anggota keluarga terpisah dari ruang keluarga, dunia internet yang difasilitasi personal computer meninggalkan ruang tengah dan menciptakan ruang-ruang lebih individu seperti di kamar pribadi ataupun ruang bawah tanah untuk anggota keluarga mengakses dunia internet. Anak-anak dan remaja menjadi anggota keluarga yang menghilang dari ruang tengah, sibuk dengan dunia kotak monitor yang difasilitasi internet.

Di Indonesia, hasil penelitian mengenai Keamanan Penggunaan Media Digital pada Anak dan Remaja di Indonesia yang dilakukan Kominfo di tahun 2014 menunjukkan setidaknya 30 juta anak-anak dan remaja di Indonesia merupakan pengguna internet, dan media digital saat ini menjadi pilihan utama saluran komunikasi yang mereka gunakan. Ada aktivitas turunan dalam penggunaan media digital ini yang cukup mengkhawatirkan dalam perilaku sosial si pengguna, khususnya anak-anak. Anak- anak sebagai bagian dari 103 Juta pengguna internet di Indonesia (eMarketer.com, 2015), menghabiskan waktunya di internet dengan mengakses games online.

Bulan Ramadhan adalah bulan yang biasanya anak-anak menghabiskan waktunya dengan games untuk menunggu waktu berbuka tiba, maka biasanya anak-anak mengakses games online di internet. Aktivitas ini lah yang sangat mengkhawatirkan. Games online menawarkan simulasi realita yang dapat mengikat mereka ketika bermain. Mereka menjadi mahluk sosial di depan layar yang saling berinteraksi dengan layar lainnya saling terkoneksi dalam bermain bersama. Para pengamat seringkali salah mengartikan mereka yang bermain games online sebagai mahluk yang anti sosial, tetapi mereka sebenarnya sedang bersosialisasi dalam sebuah “networking” (saling tersambung dengan komputer lainnya. Istilah penulis sebagai “alternative to society” menggantikan “real society”. Hubungan sesungguhnya menjadi terabaikan, mereka sibuk dengan simulasi dunia yang ditawarkan dan mereka masuk ke dalamnya. Banyak anak-anak yang menjadi korban dalam aktivitas games online ini dari berjam-jam hingga berhari-hari menghabiskan waktunya di layar monitor. Efeknya hubungan dengan orang tua merenggang, dengan sekolah seringkali anak-anak membolos demi aktivitas mereka. Anak-anak bila dibiarkan beraktivitas tanpa bimbingan di dunia games online (bahkan kontennya banyak berbau pornografi dan kekerasan), maka akan sukar orangtua untuk menyadarkan mereka. Ini menjadi menjadi masalah serius bagi orangtua. Contoh, perhatikan bila malam hari di berbagai warnet yang menyediakan games online, siapa pengaksesnya mereka kebanyakan anak-anak.

Games online adalah masalah tersendiri dalam perkembangan teknologi komunikasi yang orangtua di Indonesia belum siap menghadapinya. Orangtua masih menganggap dunia internet sebagai kemajuan jaman yang tidak perlu dikhawatirkan bagi anak-anak mereka. Ada cara untuk menghadapi anak-anak yang mulai beraktivitas atau kecanduan games online. Pertama, susun jadwal aktivitas anak pengganti games. Seperti, olahraga, seni dan aktivitas lainnya. Kedua, jauhkan peralatan dan software games secara bertahap minimal perhatikan komputer atau perangkat game online lainnya di ruang terbuka. Bukan di kamar anak. Terakhir, jangan kenalkan games kepada anak di bawah usia delapan tahun, kecuali permainan edukatif.

 


0 Responses to “Anak dan Games Online”



  1. Leave a Comment

Leave a comment


sohibrama@gmail.com

Internet Sehat

Pengunjung

  • 410,362 hits

butuh buku ini email ajah:

kontak online

Hidup…Kawanku

Assalamu'alaikum Wr Wb, kawan, tidak selamanya kehidupan ini sulit bila kau ditemukan dalam susah hati itu hanyalah kebetulan saja apabila kita ditemukan dalam keadaan gembira itupun hanya kebetulan saja hidup ini adalah sesuatu yang sementara kita dapat menjadi senang dalam suatu waktu dan kita bisa sedih dalam suatu waktu Wassalamu'alaikum

Biennale Jogja XI

telpon kita :

Call kawanrama from your phone!

Categories

PageRank
February 2018
M T W T F S S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728  

Muka Pembaca

View My Profile community View My Profile View My Profile View My Profile

kunjungan

free counters

RSS Advertising Age

  • An error has occurred; the feed is probably down. Try again later.
KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia